Senin, 15 Juli 2013

Fisikawan Modern Richard Philips Feynman, Penerima Nobel Fisika 1985


Richard Feynman adalah salah satu fisikawan Amerika yang paling berpengaruh pada abad 20. Dengan banyak memperluas teori Elektrodinamika Kuatum. Selain penceramah yang inspirasional dan musikus amatir. Ia juga membantu pengembangan bom atom. Direkrut untuk proyek Manhattan di awal 20-an, ia membantu menghitung besarnya perkiraan ledakan dari bom atom pertama. Belakangan Ia menjadi anggota panel menyelidiki tragedi Pesawat Ulang-Alik Challenger.

Untuk karyanya dalam bidang elektrodinamika kuatum, Feymen menjadi salah satu penerima hadiah Nobel Fisika 1965, bersama Julian Seymour Schwinger dan Tomonaga Sin-Itiro. Memecahkan masalah dengan cara yang berbeda. Tapi "jumlah lebih jalan" Feynman pendekatan, dinyatakan dalam garis dan coretan dari apa yang dikenal sebagai diagram Feynman, membuka pemahaman yang lebih intuitif dari alam sub-atomik. Saat itu, sebagai Krauss katakan, "cara bergambar indah berpikir tentang mekanika kuantum.”

Richard Phillips Feynman pria berdarah Yahudi ini dilahirkan pada 11 Mei 1918 di Far Rockaway, New York, Amerika Serikat. Ayahnya seorang penjual pakaian seragam militer. Feynman dididik dengan beraneka ragam ilmu pengetahuan alam. Hal ini ternyata memancing sifat ingin tahu yang besar dari Feynman muda yang kemudian berperan besar dalam kariernya kelak.

Richard Philips Feynman biasa dipanggil dengan nama kecilnya, Dick. Si kecil Dick, yang masih berusia sebelas tahun, punya sebuah laboratorium sederhana di rumahnya. Ia senang sekali bermainmain dengan apa saja yang bisa ditemukannya: main lampu dan menciptakan sekring, membuat alarm antimaling di kamarnya, dan membuat sistem koil dengan pemantik api yang dilengkapi gas argon. Saat ia sedang bermain dengan koil itu dan menikmati percikan api yang tercipta (warnanya ungu lho!), tiba-tiba ada kertas yang terbakar terkena api itu. Kertas yang terbakar itu langsung dibuangnya ke tempat sampah, tapi tiba-tiba malah jadi makin menyala. Ternyata tempat sampah itu berisi kertas koran yang cepat terbakar. Anak bandel ini cepat-cepat menutup pintu kamarnya supaya ibunya tidak mengetahui 'kecelakaan kecil' yang sedang terjadi. Untung saja api itu akhirnya berhasil dipadamkan! Kamarnya jadi penuh asap gara-gara kejadian itu. Tapi Dick tidak kapok! Ia melengkapi lab kecil di kamarnya dengan radio tua, rongsok dan rusak. Si jenius kecil ini mengutak-atik radio itu dan berhasil memperbaikinya. Malahan ia jadi terkenal sebagai si anak kecil tukang reparasi radio. Saking terbiasa dengan permasalahan radio rusak, Dick belakangan bisa tahu letak kerusakannya tanpa menyentuhnya sama sekali. Dia cuma berjalan mondar-mandir sambil berpikir. Tiba-tiba dia sudah tahu bagaimana membetulkannya. 

Setelah menyelesaikan kuliah sarjananya di jurusan Fisika, Massachusetts Institute of Technology tahun 1939, Feynman meneruskan pendidikan ke Princeton University.Disanalah dia bertemu dan digembleng astro-fisikawan terkenal, John Wheeler. Ketika Feynman jadi pembicara saat seminar berkala (student seminar), tidak tanggungtanggung John Wheeler mengundang beberapa fisikawan tersohor saat itu termasuk Albert Einstein. Kenyataannya Einstein pun datang dan ikut bertanya. Feynman menyelesaikan S-3 dan meraih gelar Ph.D. tahun 1942. Selepas dari Princeton, Feynman gabung dengan Project Manhattan, projek pengembangan bom atom pertama. Dia ditempatkan di Los Alamos untuk mengerjakan teori-teori penguraian inti atom sebagai sumber energi bom atom. Di sana dia bertemu Hans Bethe (peraih Nobel 1967) dan Robert Oppenheimer (Kepala projek di Los Alamos). Selama di Los Alamos, karakter keingintahuannya yang besar menyihir semua orang. Tidak hanya suksesnya menyelesaikan banyak permasalahan dan membantu Amerika Serikat membuat bom atom pertama, tapi juga keusilannya dalam memakai konsep-konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari.

Feynman terkenal sebagai "tukang" buka kunci, laci dan brangkas handal. Jenderal Leslie Groves, seorang militer pemimpin projek di Los Alamos terpaksa memerintahkan untuk mengganti semua brankas di kantor, karena ulah Feynman yang sukses menjebol semua kunci tanpa merusaknya. Tahun 1942, Feynman bergabung dengan Proyek Manhattan, dan merupakan pemimpin kelompok di divisi teoritis. Andil Feynman sangat besar dalam kesuksesan projek Manhattan. Setelah projek ini selesai, Feynman menjadi rebutan banyak universitas untuk menjadi guru besar. Dia memutuskan untuk bergabung dengan Cornell University (1945 - 1950), kemudian pindah ke California Institute of Technology (Caltech), dan tahun 1959 diangkat menjadi Tolman professor of physics di universitas tersebut. Kemampuannya menjelaskan fisika yang rumit menjadi sangat sederhana dan indah, membuatnya terkenal dan tersohor di kalangan ilmuwan.

Tahun 1961, Feynman sempat menyediakan dirinya mengajar ilmu fisika dasar untuk para mahasiswa baru tahun pertama. Kuliahnya dihadiri tidak hanya dari mahasiswa sendiri, tapi juga oleh mahasiswa senior, para peneliti, bahkan profesor. Setelah perang, ia mengikuti Hans Bethe ke Cornell University. Ia mengembangkan notasi sederhana untuk menggambarkan perilaku kompleks partikel sub atom. Feynman melanjutkan untuk membuat kontribusi penting dalam bidang komputasi kuantum, memperkenalkan ide nanoteknologi dan menerbitkan berbagai buku ilmu pengetahuan sangat dianggap populer. Dia juga berkembang menjadi seorang pembicara yang luar biasa. "Energi yang luar biasa-Nya, secara sehari-hari nya, intuisi fisika, aksen Long Island, dan kecemerlangan bawaan memberinya aura memukau di belakang podium apapun," kata Krauss.

Para ilmuwan yang paling menonjol terlibat dalam versi mainstream nanoteknologi telah mengakui bahwa "Banyak Ruang" Feynman bicara tidak mempengaruhi pekerjaan mereka. Christopher Toumey, University of South Carolina antropolog budaya, mewawancarai beberapa nama milyuner-pulsa terbesar, termasuk peraih Nobel, mereka seragam mengatakan bahwa kuliah Feynman tidak mempengaruhi penelitian mereka, dan beberapa mengatakan mereka belum pernah membacanya. Tapi ada jenis lain nanoteknologi, satu berhubungan dengan banyak hype lagi. Pertama kali dijelaskan pada 1980 oleh K. Eric Drexler, visi ini melibatkan membangun sesuatu "dari bawah ke atas" melalui manufaktur molekular. Ini adalah Mr Drexler yang pertama kali membawa "nanoteknologi" untuk khalayak luas, yang paling menonjol dengan 1986 bukunya "Mesin dari Penciptaan." Dan itu adalah interpretasi Mr Drexler yang telah menangkap imajinasi publik, seperti menyaksikan
novel, film dan video game yang nama-drop nanoteknologi dengan harapan kasual yang sama bahwa buku-buku komik tahun 1960-an disebutkan misteri radiasi. Menggunakan teknik teoritis Mr. Drexler digariskan, nanofactories desktop pribadi ukuran oven microwave suatu hari nanti bisa diprogram untuk mengubah bahan mentah menjadi objek yang kompleks gleamingly sempurna seperti komputer laptop. Lebih radikal, mesin nano mungkin mengganti atau memperbaiki sel yang rusak dalam tubuh Anda, staving penuaan-atau mereka dapat digunakan dalam senjata baru yang mengerikan. Singkatnya, jika  nanoteknologi arus utama berjanji untuk membuat hidup kita lebih mudah, versi Mr Drexler bertujuan untuk membuat kembali dunia. 

Sebagai anggota Komisi Rogers, yang menyelidiki kerusakan bencana dari pesawat ulang-alik Challenger pada tahun 1986. Sebuah murni ilmiah, Feynman keluar dari jalan untuk lambast NASA untuk kegagalan untuk menempatkan keamanan di atas keinginan untuk memamerkan kehebatan armada antar-jemput ruang. "Untuk teknologi yang sukses, realitas harus lebih diutamakan daripada hubungan masyarakat, alam tidak bisa tertipu," katanya. Feynman meninggal 15 Februari 1988 karena kanker. Dalam masa kejayaan dari fisikawan Richard P. Feynman, yang terjadi  Setelah kematiannya pada tahun 1988, seorang pengusaha penerbitan mungkin tergoda untuk memulai sebuah klub buku karya  oleh dan tentang dia. 

Sumber: Tulisan Arie Widowati pada Majalah Nutech Edisi 01 Tahun 2012 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar